Well… it’s not a secret at all sih sebenernya… hanya saja aku baru saja mengetahuinya, jadi kuanggap sebagai sebuah rahasia yang telah lama tersimpan di balik tuts warna hitam putih, atau segerombolan orang yang rame-rame menyanyi, atau kawat nilon dan kayu. Ini tentang chord… main gitar, main piano, atau nyanyi di koor pasti ketemu yang namanya chord.
Tadi sore pak guru bercerita tentang chord 13. Itu loh… C13, G13, F13, temen-temennya C9, C11, G9, G11, G7, dst…
Chord 13 itu terdiri dari nada-nada ke-1 . 3. 5. 7b. 9. 11. 13. dari tangga nada.
Terus gimana ngebunyiin-nya?? Jari kita hanya 5 kan? Dan itu pun kalo mau mainin 5-5nya gak mungkin… gak sepanjang itu kali… Jadi, kita harus memilih 4 dari 7 nada itu, pilihlah yang terpenting. Manakah yang terpenting?? Nah dari sini… aku menemukan rahasia di balik chord2 lainnya, sebenernya sudah diketahui oleh orang lain, tapi aku baru menemukan formulasinya yang mudah diingat oleh diriku (kasian yaaa gue…).
Yang penting untuk dibunyikan adalah
Nada ke-13 : namanya juga chord 13, kalo gak dibunyiin, ntar jadi chord 11 atau 9 dunk.
Nada ke-7b : yang ini penting, buat menentukan dia chord Mayor 7 (7 aja) atau dominan 7 (7-nya diturunin 1 semitone, jadi 7b).
Nada ke-3 : buat nentuin dia chord mayor atau minor.
Nada ke-9 : yang ini aku lupa kenapa.
Nah… rahasia yang kutemukan itu adalah soal 7b dan 3 itu. Ternyata dalam chord, nada ke-3 dari suatu tangga nada / scale itu penting banget, untuk menentukan dia mayor atau minor. Bukan berarti nada ke-5 gak penting loh… tapi dia gak membedakan antara mayor dan minor. Kecuali kalo kita ngomong tentang misalnya augmented chord, yang mana 5-nya dinaikkan 1 semitone jadi 5#. Tapi chord augmented kan bukan chord yang sering muncul, mayor dan minor jauh lebih sering muncul.
Terus kalo soal nada 7 atau 7b, itu penting untuk membedakan chord itu dominan 7 atau mayor 7. Hmm… mayor 7 ini dulu gak pernah jadi perhatianku. Aku tauknya C7 aja… gak tauk kalo ada benda yang namanya CM7. meskipun hanya beda 1 semitone di nada ke-7-nya, tapi aura yang dihasilkan jauh berbeda. Dan kemaren aku pertama kali ngeh bahwa ada chord yang namanya aneh: CmM7 (C minor mayor 7). Haha… itu terdiri dari nada ke-1. 3b. 5. 7. Kalo Cm7 (C minor 7) kan terdiri dari nada ke-1. 3b. 5. 7b.
Oya, satu trick juga diberikan, yaitu untuk chord 11. Gimanakah memainkan chord 11 tanpa banyak ngitung?? Misalnya chord C11, cari nada ke-5-nya: G, terus mainkan Gm7 dengan bass C. Misalnya chord G11, berarti mainkan Dm7 dengan bass G.
Tambah trick lagi, chord kesukaannya pak guru: chord 9. Ini lebih mudah lagi, mainkan chord 7 (dominan 7 maksudnya) terus root-nya (nada ke-1) diganti dengan nada ke-2, tapi tentu saja bassnya tetep harus root dunk. Misalnya C9, mainkan C7 (C. E. G. Bb), tapi C-nya diganti dengan D, jadi D. E. G. Bb, rootnya tetep harus C. G9 juga gitu, jadi A. B. D. F, bassnya di G.
Last but not least… ternyata nih… main lagu jazzy dengan kord-kordnya kriting itu lebih enak kalo berpatokan pada kord-nya, bukannya berpatokan pada toge-toge yang ada di paranada. Aku adalah seorang fans berat dari toge di paranada. Lebih cepet disuruh baca
”paranada dengan toge-toge di kunci F dan G” deh dibandingkan disuruh baca “toge-nya sebaris doang di kunci G, plus chord di atasnya”. Tapi… ternyata kalo urusannya dah kord-kord kriting duren… lebih enak main chord aja. Gak perlu metani (nyari kutu) satu-satu ngeliatin mol dan kres yang rapet-rapet di atas paranada. Main pakek chord itu ibaratnya mengaplikasikan deret hitung dengan pola tertentu. Root-nya aja yang ganti-ganti. Ternyata belajar piano secara “piano pop” itu ada kelebihannya juga ya?
Thursday, June 28, 2007
Aku Punya Rahasia...
Posted by KITA! at 8:51 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment